WELCOME TO LuKiViKy`s WoRLd !!!!!!!

Mencoba Untuk Menulis,,Mengungkapkan Isi Hati n Pikiran,,, so,, Have Fun With This By Reading,,Sharing,,n Giving Advices or Comments.. DANKE...THANK YOU!!!

Jumat, 09 April 2010

SHIFT KERJA

SHIFT KERJA YANG BAIK SESUAI DENGAN KONDISI DAN LINGKUNGAN Kapasitas fisik seseorang merupakan hal vital yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam sebuh lembaga pekerjaan. Karena tentunya hal ini akan berdampak pada kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Maka dari itu, haruslah ada proses yang benar untuk memperhatikan hal ini. Jika suatu perusahaan cukup waspada pada kinerja dan kondisi karyawan, bukan hanya fisik dari karyawan tersebut saja, tapi juga waktu jam kerja, kondisi dan lingkungan kerja pastinya produktivitas pun akan semakin meningkat. Tapi, terkadang ada beberapa masalah yang dihadapi dalam hal ini, diantaranya : - Kesulitan untuk menjaga kecakapan dalam jangka waktu yang cukup lama - Keputusan yang disertai dengan tanggung jawab yang berat - Kurangnya komunikasi antara pihak perusahaan dengan karyawan - Pengaruh kelelahan, obat-obatan, dll. DAYA INGAT JANGKA PENDEK Karakteristik manusia yang mempunyai daya ingat jangka pendek haruslah dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan sistem kerja karena hal tersebut akan berhubungan dengan kemampuan maksimum dalam penyerapan (pengingatan) suatu data informasi. Daya ingat ini dapat dibina dengan menyebutkan data (informasi) yang diserap secara berulang-ulang. Disamping itu daya ingat ini akan menurun dengan bertambah senjanya usia. KEWASPADAAN Karakteristik ini amat diperlukan bagi para militer dalam suasana perang. Misalnya : pada saat memonitor radar. Kewaspadaan adalah merupakan proses kesiap siagaan yang dilengkapi dengan berbagai macam informasi dan adanya respon yang cepat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Jenis pekerjaan yang terlalu ringan akan dapat menghilangkan rasa waspada ini. KELELAHAN KERJA Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Karakteristik kelelahan kerja akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan menurunnya rasa lelah adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup. KELELAHAN OTOT Kondisi dinamis dari pekerjaan akan meningkatkan sirkulasi darah yang juga mengirim zat-zat makanan bagi oto dan mengusir asam laktat. Dalam suasana kerja dengan otot statis, aliran darah agak menurun, sehingga asam laktat terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan oto lokal. Disamping itu juga dikarenakan beban otot yang tidak merata pada sejumlah jaringan tertentu, yang pada akhrinya akan mempengaruhi kinerja seseorang. Kelelahan Secara Umum Perasaan adanya kelelahan umum adalah ditandai dengan berbagai kondisi antara lain: - Kelelahan visual - Kelelahan seluruh tubuh - Kelelahan mental - Kelelahan urat syaraf - Stress - Rasa malas bekerja Kelelahan dapat ditandai dengan kondisi yang cenderung untuk mengantuk. Hal ini dapat diukur dengan EEG (electro-encephalograms) atau alat untuk mengukur gelombang getaran didalam otak. Evaluasi Terhadap Kelelahan Secara Umum Dalam rangka untuk menyusun dasar-dasar bagi pengaturan jam, istirahat kerja, tempat kerja, dan interval rotasi pekerjaan, banyaklah diadakan berbagai macam penelitian. Diantaranya yaitu : - kuantitas dan kualitas output - frekuensi – flicker fusion - test psychomotor Pengaturan Shift Kerja Jam kerja juga merupakan komponen penting dalam melakukan pekerjaan. Dalam pengaturan shift kerja haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : - jenis kelamin pekerja - usia pekerja - jenis pekerjaan - kondisi tempat bekerja - kondisi kesehatan pekerja Kelima hal diatas merupakan komponen yang sangat penting untuk menentukan pengaturan jam kerja. Suatu perusahaan haruslah dapat melihat dan memantau produktivitas kinerja dari seorang karyawan. Tidak mungkin seorang wanita diberikan shift kerja pada malam hari di bagian pertambangan. Pihak perusahaan haruslah jeli melihat jenis pekerja yang akan menjadi karyawan pada perusahaannya. Selain jenis kelamin, usia juga sangat penting untuk dipertimbangkan. Pihak penentu shift kerja harus melihat tingkat produktivitas dari seseorang. Karena usia memiliki pengaruh dalam kinerja, produktivitas, cara mengingat, dan kewaspadaan. Jenis pekerjaan yang akan diberikan juga dapat menjadi pertimbangan. Pemberian dan pembagian pekerjaan harus dipertimbangkan, bagaimana untuk wanita dan pria. Pasti akan ada perbedaaan. Kondisi tempat bekerja pun seharusnya kondusif dan mendukung untuk dilakukannya sebuah pekerjaan. Karena hal ini juga akan mejadi penentu dalam menjalankan aktifitas pekerjaan. Pihak perusahaan harusnya memperhatikan tingkat keergonomisan dan kenyamanan para pekerja. Bukan hanya menuntut kinerja yang baik dari karyawannya, tapi juga harus menyediakan fasilitas yang menunjang aktifitas pekerjaan dari mulai hal yang menunjang sampai hal terkecil yang mungkin seringkali diremehkan. Yang paling penting dari semuanya adalah kondisi karyawan itu sendiri. Tidak mungkin karyawan yang tidak mampu bekerja atau sedang kurang sehat dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Pemberian shift kerja sangatlah wajib memperhatikan hal ini. Agar tercapainya kinerja yang diinginkan tapi juga memperhatikan kesejahteraan karyawan. CONTOH KASUS Dalam pemberian shift kerja, sebuah perusahaan harus dapat melihat dengan baik karyawannya, jangan sampai menyebabkan karyawan tidak nyaman dan sehat sehingga dapat berdampak pada kinerja karyawan itu sendiri. Banyak penyakit yang ditimbulkan dari pengaturan shift kerja yang tidak baik, diantaranya: - insomnia pada pengaturan shift kerja yang tidak baik, dapat menyebabkan insomnia ( susah tidur). Karena terlalu seringnya bekerja hingga lembur atau mendapatkan tugas dengan deadline yang sempit, hingga seringkali menyebabkan seseorang menjadi terpaksa untuk tetap bekerja di malam hari. Sehingga karena sangat sering dilakukan, akhirnya menjadi suatu kebiasaan. - Penyakit maag Padatnya waktu bekerja, dan sering menunda waktu makan dapat menyebabkan seseorang terserang maag. Karena seringkali pekerja menganggap sepele hal tersebut karena merasa pekerjaannya lebih penting. - Sesak napas/ ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan) Kondisi lingkungan bekerja yang dipenuhi asap dan debu merupakan penyebab timbulnya sesak napas. Apalagi jika peralatan yang mendukung pekerjaan tidak lengkap seperti pemakaian masker untuk menutupi wajah dari debu dan asap. - Stress dan kelelahan Keduanya sangat sering terjadi pada pekerja. Dan menjadi sangat dominan bagi pekerja yang tidak kuat fisiknya. Ketika seseorang mengalami kelelahan, maka ia akan tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya dan dapat menimbulkan stress karena rutinitas pekerjaan yang selalu dikerjakannya. Masih banyak penyakit lain yang dapat timbul dari pengaturan shift kerja yang tidak baik. Maka dari itu, sebuah perusahaan harus sangat menyadari betapa pentingnya kondisi fisik dan psikis dari seorang pekerja agar dapat bekerja dengan baik.