WELCOME TO LuKiViKy`s WoRLd !!!!!!!

Mencoba Untuk Menulis,,Mengungkapkan Isi Hati n Pikiran,,, so,, Have Fun With This By Reading,,Sharing,,n Giving Advices or Comments.. DANKE...THANK YOU!!!

Minggu, 31 Oktober 2010

Last Day on oCtoBer 31/10/2010

akhirnya,,, sampaii juga qt dihari terakhir bulan oktober tahun 2010 inii,,
td siang Q nonton sebuah acara di stasiun tv swasta yang membahas tentang "kelebihan" dari bulan oktober tahun ini. Tertera di kalender bahwa di bulan ini terdapat 5 mnggu untuk hari jumat, sabtu dan minggu. so amazing because presenter tv itu bilang bahwa kejadian ini cuma terjadi 823 tahun sekali.. sooo woow,, langsunglah aq liat kalender,, n tnyta memang benerr,,
mulailah dikait-kaitkan dengan berbagai hal,, mulai dari yang mistis sampai yang ilmiah,,
aq c positive thinking aja,,, semoga itu memang "kelebihan positiv" dari bulan ini..
oya,, teman-teman,,, qt terus berdoa yaa untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana,, semoga lebih dikuatkan dan imannya semakin bertambah baikkk...
Semoga juga semua duka di Indonesia ini bisa segera berakhir,,,, AMIENNN,,,,
cheers,,, Lviesha

Kamis, 28 Oktober 2010

Tugas 5 Psi. Konsumen - Pengaruh pribadi dan keluarga pada strategi pemasaran - Luki Viky D- 10507145

PENGARUH PRIBADI, KELUARGA, dan RUMAH TANGGA dalam Strategi Pemasaran

A. Strategi Pemasaran

Pemasaran (Inggris: Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni

  • Product (produk)
  • Price (harga)
  • Place (tempat, termasuk juga distribusi)
  • Promotion (promosi)

Pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses).

Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.

Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran). Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.

Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.

Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
  2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :

  1. Tempat yang strategis (place),
  2. Produk yang bermutu (product),
  3. Harga yang kompetitif (price), dan
  4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :

  1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
  2. Biaya konsumen (cost to the customer),
  3. Kenyamanan (convenience), dan
  4. Komunikasi (comunication).

Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMASARAN

A. RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN

Satu diantara berbagai tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dari kegiatannya sehari-hari, khususnya kegiatan pemasaran. Untuk menjalankan kegiatan pemasaran tersebut dengan baik, dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, perusahaan harus menerapkan suatu strategi yang tepat sesuai dengan lingkungan pemasaran perusahaannya.

Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasarannya.

Keberhasilan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan tergantung pada analisa dan pengamatan yang cermat oleh perusahaan terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan.

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran perusahaan terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dalam kondisi persaingan.

Strategi pemasaran menyeluruh perusahaan tercermin dalam rencana strategi pemasaran perusahaan ( Corporate Marketing Plan ) yang disusun. Rencana strategi pemasaran perusahaan adalah suatu rencana pemasaran jangka panjang yang bersifat menyeluruh dan strategis, yang merumuskan berbagai strategi dan program pokok dibidang pemasaran perusahaan pada suatu jangka waktu tertentu dalam jangka panjang dimasa depan.

Ciri penting tencana strategis pemasaran perusahaan ini adalah sebagai betikut:

a. Titik - tolak penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan

b. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh

c. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang mempengaruhi perkembangan perusahaan

d. Jadual waktu / timing yang ditentukan adalah yang sesuai dan mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan

Penyusunan rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi. Produsen juga seharusnya memperhatikan bagaimana kebutuhan konsumen secara pribadi dan rumah tangganya. Produsen harus teliti menganalisis bagaimana pengaruh dari pemasaran terhadap proses pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

William, J. Prinsip Pemasaran. (1986). Erlangga. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran

Selasa, 19 Oktober 2010

Pengaruh Lingkungan terhadap perilaku konsumen

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
A. Definisi Nilai
• Keyakinan yang bertahan bahwa cara bertingkah laku tertentu atau keberadaan tertentu lebih baik daripada yang lainnya.
• Prinsip, standar atau mutu yang dianggap berfaedah atau yang diinginkan sekali.
Nilai biasanya mendorong tingkah laku dan berkaitan langsung dengan kepuasan atau pemenuhan hidup atau kerja. Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu :
1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis
2. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987; Schwartz, 1992, 1994).
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
B. Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Koentjaraningrat mendefinsikannya sebagai seluruh total dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakal kepada nalurinya dan hanya dicetuskan oelh manusia sesudah proses belajar.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Budaya melahirkan suatu kebudayaan yang seringkali dianut oleh masyarakat yang menghormati budaya. Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C. ETNIS
Pada awalnya istilah etnis hanya digunakan untuk suku-suku tertentu yang dianggap bukan asli Indonesia, namun telah lama bermukim dan berbaur dalam masyarakat, serta tetap mempertahankan identitas mereka melalui cara-cara khas mereka yang dikerjakan, dan atau karena secara fisik mereka benar-benar khas.
Misalnya etnik Cina, etnik Arab, dan etnik Tamil-India. Perkembangan belakangan, istilah etnik juga dipakai sebagai sinonim dari kata suku pada suku-suku yang dianggap asli Indonesia. Misalnya etnik Bugis, etnik Minang, etnik Dairi-Pakpak, etnik Dani, etnik Sasak, dan ratusan etnik lainnya.
Malahan akhir-akhir ini istilah suku mulai ditinggalkan karena berasosiasi dengan keprimitifan (suku dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai ‘tribe’), sedangkan istilah etnik dirasa lebih netral. Istilah etnik sendiri merujuk pada pengertian kelompok orang-orang, sementara etnis merujuk pada orang-orang dalam kelompok.
Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), sistem adat, tradisi, bahasa.
Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya.
Definisi etnik diatas menjelaskan pembatasan-pembatasan kelompok etnik yang didasarkan pada populasi tersendiri, terpisah dari kelompok lain, dan menempati lingkungan geografis tersendiri yang berbeda dengan kelompok lain. Seperti misalnya, etnik Minang menempati wilayah geografis pulau Sumatera bagian barat yang menjadi wilayah provinsi Sumatera Barat saat ini dan beberapa daerah pengaruh di provinsi sekitar.
D. Budaya Konsumtif
Globalisasi saat ini ditandai dengan perluasan dan integrasi pasar antar negara-negara maju, negara-negara sedang berkembang, dan antar keduanya. Pusat kebudayaan dunia berada di negara-negara industri yang memproduksi baik barang-barang, jasa-jasa, maupun simbol-simbol modernitas yang kemudian dikomsumsi secara global oleh seluruh penduduk dunia melalui komoditisasi dalam kemasan-kemasan budaya.
Perluasan pasar tidak akan berhasil seandainya tidak ada perubahan nilai-nilai secara global yang menjadi tiang penyangga budaya konsumen “consumer culture”. Fenomena ini bertujuan agar produk-produk industri dapat dengan cepat laku dan dikomsumsi secara massal, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang.
Sebagai contoh, perkembangan barang-barang dari luar negeri yang ada di Indonesia saat ini semakin marak, ditambah lagi dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang bertaraf Internasional, hal tersebut sudah pasti memicu tingkat konsumtif dari para konsumen semakin tinggi. Gaya hidup dengan orientasi barat mendapat keleluasaan gerak setelah orde sebelumnya, yakni Orde Lama, tumbang. Anak-anak muda mulai memakai barang- barang dari mulai pakaian, aksesori, maupun sepatu dengan merk terkenal yang pada umumnya harganya sangat tinggi.
Dapat diamati pada satu sisi globalisasi secara konkret telah menciptakan kelimpahan material, sedangkan pada sisi lain menciptakan penduniaan budaya konsumtif yang mengancam peradaban manusia. Budaya konsumtif dikemas dalam gaya hidup internasional dan merupakan simbol modernitas dan instant.

Kamis, 14 Oktober 2010

Psikologi Konsumen - Keputusan dan Persepsi Konsumen - Luki Viky D - 4PA04 - 10507145

Keputusan dan Persepsi Konsumen
Dalam sebuah proses konsumsi, seorang konsumen pastinya memiliki tahap-tahap yang harus dilewati sebelum mengambil keputusan dalam proses tersebut. Para produsen haruslah memahami perilaku pembeli dan memahami minat pasar yang sedang terjadi dan terus mengamati tiap perkembangannya. Hal tersebut dilakukan agar para produsen dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diduga. Karena setiap konsumen memiliki standar keputusan masing-masing dalam melakukan proses pembelian.
Dengan kepuasan maksimal yang didapat oleh konsumen, pastinya tingkat pembelian akan semakin tinggi dan permintaan barang produksi akan semakin besar, sehingga konsumen yang sebelumnya tidak mengkonsumsi barang produksi tersebut akan tertarik dan bila konsumen baru itu merasa puas, maka barang produksi tersebut akan terus menerus dibeli dan kemungkinan besar konsumen baru itu juga akan memberitahu kepada orang lain yang belum mengkonsumsi barang produksi itu sehingga peminat barang tersebut semakin banyak.
Biasanya, proses produksi akan semakin besar seiring dengan peminat yang semakin banyak. Baik itu merupakan konsumen lama maupun konsumen baru yang tertarik pada barang tersebut. Ketika permintaan semakin meninggi, para produsen tidak boleh langsung merasa puas. Sebaliknya, para produsen tersebut haruslah terus memantau tingkat kesukaan pasar. Dengan selalu menjaga keaslian dan ciri khas barang produksi itu. Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan selalu melakukan survey dan inovasi-inovasi dan kreasi terbaru sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Dengan begitu, konsumen akan memiliki persepsi konsumsi yang baik sehingga dapat meneliti barang sebelum membelinya. Hal tersebut dapat mengurangi tingkat kekecewaan konsumen terhadap produsen dan juga dapat membuat konsumen menjadi pelanggan setia karena barang yang dibelinya memang diyakini dan telah dibuktikan memiliki mutu yang baik. Jika semua itu dijadikan suatu keseluruhan yang utuh, maka akan teciptalah simbiosis mutualisme antara produsen dan konsumen.
Tahap-tahap terjadinya proses pengambilan keputusan konsumen :
1. Seorang konsumen haruslah bisa mengenali barang yang dibutuhkan. Konsumen harus bisa membuat daftar kebutuhan dari mulai kebutuhan yang paling pokok. Kebutuhan pokok tersebut hendaknya didahulukan agar tidak terjadi konflik konsumsi. Contohnya : ketika seorang ibu hendak pergi berbelanja, dia harus mendahulukan membeli kebutuhan pokok pangan dibandingkan barang elektronik yang kurang dibutuhkan atau barang yang tingkat kedaruratannya lebih rendah.
2. Sebelum konsumen membeli barang produksi yang dibuthkannya, konsumen tersebut haruslah mengadakan riset sederhana tentang barang yang akan dibelinya. Apakah sudah memnuhi standar aman konsumsi atau belum. Konsumen dapat juga mengambil referensi tentang barang yang akan dibelinya dari berbagai media, misalnya saja media elektronik, media cetak, melalui kerabat atau teman sejawat, bahkan dari konsumen yang lebih dulu mengkonsumsi barang produksi itu.
3. Setelah riset sederhana dilakukan, maka konsumen dapat melakukan evaluasi dari barang yang akan dibelinya, sehingga konsumen dapat mempertimbangkan dampak yang akan ada terhadap dirinya maupun keluarganya setelah mengkonsumsi barang.
4. Dalam memutuskan barang yang akan dibeli, konsumen harus dapat melihat manfaat yang didapatkannya dalam jangka panjang sehingga tidak ada penyesalan dan jika kepuasan konsumen dapat tercapai konsumen dapat memiliki pengharapan yang lebih besar terhadap produsen barang tersebut dan bahkan konusmen itu juga dapat mengajak orang-orang yang dikenalnya untuk mengkonsumsi barang itu sehingga peminat produk tersebut menjadi lebih banyak.
Daftar Pustaka
Setiadi, N. J. 2003. Perilaku konsumen : konsep dan implikasi. Jakarta : Prenada media.

Jumat, 01 Oktober 2010

Definisi Konsumen, Konsumsi, Konsumtif, dan Konsumerisme

PSIKOLOGI KONSUMEN
DEFINISI KONSUMEN, KONSUMSI, KONSUMTIF, dan KONSUMERISME
A. KONSUMEN
Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu sebagai produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Dalam ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
Contoh :
Seseorang yang melakukan proses pembelian suatu barang, misalnya seorang ibu yang berbelanja berbagai keperluan rumah tangga di sebuah supermarket untuk keperluan hidupnya dan keluarganya dalam sehari-hari.
B. KONSUMSI
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Menurut Chaney (2003) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat di pakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telah menjadi (atau sedang menjadi) fokus utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari budaya konsumen.
Menurut Braudrillard (2004), konsumsi adalah sistem yang menjalankan urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsi itu sekaligus sebagai moral (sebuah sistemideologi) dan sistem komunikasi, struktur pertukaran. Dengan konsumsi sebagai moral, maka akan menjadi fungsi sosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksa mereka mengikuti paksaan sosial yang tak disadari.
Contoh :
Seorang bayi yang setiap harinya meminum susu kaleng. Atau seorang pengusaha yang menggunakan jasa dari perusahaan yang bergerak di bidang pengantaran barang untuk mengantar hasil usahanya kepada banyak orang.
C. KONSUMTIF
Menurut Lubis (dalam Lina & Rasyid, 1997) mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai perilaku membeli atau memakai yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Adapun pengertian konsumtif, menurut Yayasan Lembaga Konsumen (YLK), yaitu batasan tentang perilaku konsumtif yaitu sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas. Definisi konsep perilaku konsumtif sebenarnya amat variatif. Tapi pada intinya perilaku konsumtif adalah membeli atau mengunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.
Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan (Nissa, 2003).
Fromm (1998) mengatakan bahwa manusia sering dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut. Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung. Misalnya jika seseorang membutuhkan sesuatau untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin, maka ia akan berburu mencari kulit binatang untuk digunakannya sebagai penghangat tubuh. Jadi segala usaha, jerih payah dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya adalah untuk langsung mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan dari beberapa pengertian telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
CONTOH :
Seorang remaja putri yang masih duduk di bangku SMP yang selalu ingin terlihat fashionable sehingga selalu membeli segala sesuatu aksesoris maupun pakaian yang mahal yang bahkan terkadang tidak terlalu dibutuhkan olehnya.
D. KONSUMERISME
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi. Jika dilakukan secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan, hal tersebut dapat menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.
Konsumerisme adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yaitu consumerism. Menurut Encyclopedia Britanica, Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.
Dari semua defenisi yang ada di atas, nyata bahwa konsumerisme memiliki nilai luhur yang harus diperjuangkan untuk kepentingan konsumen. Konsumerisme menjadi bermakna sebuah pola hidup konsumtif berlebihan.
CONTOH:
Konsumerisme juga dapat didefinisikan sebagai hak-hak dari konsumen terhadap suatu barang. Produsen haruslah memastikan bahwa barang yang diproduksinya layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi. Contohnya saja, pihak produsen handphone ahruslah memperhatikan efisiensi para konsumen, produk yang dihasilkan haruslah memudahkan pihak konsumen dan memiliki banyak fleksibilitas untuk memudahkan kehidupan sehari-hari.