WELCOME TO LuKiViKy`s WoRLd !!!!!!!

Mencoba Untuk Menulis,,Mengungkapkan Isi Hati n Pikiran,,, so,, Have Fun With This By Reading,,Sharing,,n Giving Advices or Comments.. DANKE...THANK YOU!!!

Jumat, 01 Oktober 2010

Definisi Konsumen, Konsumsi, Konsumtif, dan Konsumerisme

PSIKOLOGI KONSUMEN
DEFINISI KONSUMEN, KONSUMSI, KONSUMTIF, dan KONSUMERISME
A. KONSUMEN
Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu sebagai produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Dalam ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
Contoh :
Seseorang yang melakukan proses pembelian suatu barang, misalnya seorang ibu yang berbelanja berbagai keperluan rumah tangga di sebuah supermarket untuk keperluan hidupnya dan keluarganya dalam sehari-hari.
B. KONSUMSI
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Menurut Chaney (2003) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga dapat di pakai untuk mencirikan dan mengenal mereka, selain (sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Chaney menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telah menjadi (atau sedang menjadi) fokus utama kehidupan sosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari budaya konsumen.
Menurut Braudrillard (2004), konsumsi adalah sistem yang menjalankan urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsi itu sekaligus sebagai moral (sebuah sistemideologi) dan sistem komunikasi, struktur pertukaran. Dengan konsumsi sebagai moral, maka akan menjadi fungsi sosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksa mereka mengikuti paksaan sosial yang tak disadari.
Contoh :
Seorang bayi yang setiap harinya meminum susu kaleng. Atau seorang pengusaha yang menggunakan jasa dari perusahaan yang bergerak di bidang pengantaran barang untuk mengantar hasil usahanya kepada banyak orang.
C. KONSUMTIF
Menurut Lubis (dalam Lina & Rasyid, 1997) mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai perilaku membeli atau memakai yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Adapun pengertian konsumtif, menurut Yayasan Lembaga Konsumen (YLK), yaitu batasan tentang perilaku konsumtif yaitu sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas. Definisi konsep perilaku konsumtif sebenarnya amat variatif. Tapi pada intinya perilaku konsumtif adalah membeli atau mengunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.
Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan (Nissa, 2003).
Fromm (1998) mengatakan bahwa manusia sering dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut. Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung. Misalnya jika seseorang membutuhkan sesuatau untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin, maka ia akan berburu mencari kulit binatang untuk digunakannya sebagai penghangat tubuh. Jadi segala usaha, jerih payah dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya adalah untuk langsung mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan dari beberapa pengertian telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
CONTOH :
Seorang remaja putri yang masih duduk di bangku SMP yang selalu ingin terlihat fashionable sehingga selalu membeli segala sesuatu aksesoris maupun pakaian yang mahal yang bahkan terkadang tidak terlalu dibutuhkan olehnya.
D. KONSUMERISME
Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi. Jika dilakukan secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan, hal tersebut dapat menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.
Konsumerisme adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yaitu consumerism. Menurut Encyclopedia Britanica, Konsumerisme sebagai gerakan atau kebijaksanaan yang diarahkan untuk menata metode dan standar kerja produsen, penjual dan pengiklan untuk kepentingan pihak pembeli.
Dari semua defenisi yang ada di atas, nyata bahwa konsumerisme memiliki nilai luhur yang harus diperjuangkan untuk kepentingan konsumen. Konsumerisme menjadi bermakna sebuah pola hidup konsumtif berlebihan.
CONTOH:
Konsumerisme juga dapat didefinisikan sebagai hak-hak dari konsumen terhadap suatu barang. Produsen haruslah memastikan bahwa barang yang diproduksinya layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi. Contohnya saja, pihak produsen handphone ahruslah memperhatikan efisiensi para konsumen, produk yang dihasilkan haruslah memudahkan pihak konsumen dan memiliki banyak fleksibilitas untuk memudahkan kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar