BAB II – PEMIMPIN dan KEGIATANNYA
- A. Mencapai Tujuan
Tujuan dan cita-cita yang mau dicapai bersama biasanya jauh dan tinggi. Pemimpin perlu menyadari kenyataan bahwa terkadang manusia tidak tertarik dengan tujuan yang tinggi. Pemimpin harus pandai membuat strategi kerja yang rapi. Oleh strategi itu, tujuan pokok yang ingin dicapai bersama seolah-olah dipecah-pecah menjadi tujuan yang mudah dan dekat untuk dicapai. Strategi yang baik membuat usaha bersama menjadi dinamis dan cepat menuju ke tujuan utama. Dalam usaha menuju tujuan utama, pemimpin harus memperhatikan 3 hal :
- 1. Membuat rencana kerja
Bermaksud merumuskan tujuan terdekat yang ingin dicapai agar tujuan utama dapat tecapai secara bertahap. Pemimpin dapat mengambil salah satu gaya dari gaya kepemimpinan yang disebut di atas. Dalam situasi darurat, gaya otokratis biasanya dapat digunakan . tapi dalam urusan ringan dan tidak menuntut tanggung jawab besar, gaya liberal lebih cocok untuk diterapkan. Sedangkan dalam masalah yang penting yang butuh pemikiran banyak dan keterlibatan tinggi dari bawahan, gaya demoratis lebih cocok diterapkan.
- 2. Melaksanakan rencana kerja
Walaupun rencana kerja sudah disusun sedemikan rupa, tapi apabila tidak dilaksanakan, maka tidak akan ada gunanya. Dalam garis besar harus ada panitia kerja yang terdiri dari : ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi lain yang diperlukan. Untuk menjaga agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi masalah, setiap panitia harus diberi perincian kerja yang jelas yang dibuat secara teliti dan harus terbuka. Tugas pemimpin disini adalah melihat dan menjaga agar panitia itu membentuk kesatuan kerja yang harmonis dan kompak.
- 3. Menilai hasil kerja
Banyak kegagalan dari kegiatan bersama adalah disebabkan para anggota tidak melakukan penilaian atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam penilaian, biasanya ditanyakan :
Jika kegiatan berhasil :
- Apa yang dihasilkan dari kegiatan itu?
- Apa hasilnya sesuai harapan?
- Bagaimana cara mencapai hasil tesebut?
- Apa yang akan dikerjakan dalam waktu dekat sebagai kelanjutan usaha yang berhasil itu?
Jika gagal :
- Apa yang menyebabkan kegagalan itu? Dan seberapa parah?
- B. Hal –Hal yang Mendukung Usaha
Untuk mendukung usaha tercapainya tujuan bersama itu, pemimpin perlu memperhatikan :
- 1. Membina kekompakkan
Kekompakkan merupakan syarat mutlak untuk tercapainya tujuan bersama. Untuk menciptakan suatu kekompakkan terkadang memang sulit. Tapi, jika suatu tujuan ingin berhasil, maka kekompakkan orang-orang yang terlibat didalamnya harus terbina dan terjaga. Pada umumnya manusia bersedia bekerja keras kalau dia merasa diterima dan merasa dapat memberikan sumbangan kepada kegiatan bersama yang diikutinya. Kadang demi cepatnya penyelesaian suatu tugas, tanpa disadari seorang pemimpin terlalu banyak bertindak menurut gaya kepemimpinan otokratis. Cara ini dapat menimbulkan ketegangan dalam kehidupan kelompok kerja. Sebaliknya, gaya liberal dijadikan mode cara bertindak, mereka yang dipimpin merasa dibiarkan saja dalam kegiatan mereka. Mereka merasa bebas tapi merasa tidak dituntut dan ditantang untuk menyelesaikan sesuatu.
Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka yang dipimpin terhadap kehidupan bersama adalah pada saat tertentu mereka diminta untuk memberi jawaban atas perntanyaan berikut :
- Bagaimana pendapat mereka terhadap kegiatan bersama selama ini?
- Berapa jauh menurut pendapat mereka hal-hal yang menentukan terciptanya keputusan bersama?
- Apa harapan, saran, dan permintaan mereka demi perbaikan usaha bersama?
Pertanyaan itu akan efektif jika para anggota menjawab pada sehelai kertas tanpa nama mereka. Dari jawaban mereka akan terlihat pendirian mereka terhadap tata kehidupan bersama dan kegiatan yang mereka lakukan bersama.
- 2. Disiplin kerja
Pemimpin harus menyatukan pekerjaan –pekerjaan yang dilakukan oleh para petugas menjadi kesatuan kerja yang terarah ke tujuan dan cita-cita yang mau dicapai. Karena itu pemimpin pada umumnya diharapkan jangan menangani sendiri hal-hal yang sudah diserahkan kepada petugas. Kedisiplinan harus dijaga. Gaya kepemimpinan otokratis biasanya melalaikan segi penyerahan tanggung jawab ini. Gaya kepemimpin liberal sebaliknya menimbulkan kesan sikap acuh tak acuh pada diri pemimpin. Kepemimpinan demokratis merupakan jalan tengah dari dua gaya tersebut.
- 3. Dekat dengan mereka yang dipimpin
Sikap saling mendukung dan memperhatikan akan menciptakan suasana kerja yang segar. Semua pihak akan merasa diterima. Kedua belah pihak antara pemimpin dan yang dipimpin saling membutuhkan dan bekerja sama. Kedekatan ini merupakan landasan yang kuat untuk berdiri dan lancarnya organisasi.
- 4. Awas dan waspada
Dengan berbagai cara pemimpin harus berusaha menangkap apa yang ada dalam hati mereka yang dipimpinnya. Pemimpin harus mencari akal untuk menyusun kerja yang dapat memenuhi harapan mereka dan menghilkan rasa khawatir mereka. Pemimpin harus bersikap terbuka. Dia harus mudah memberi informasi dan keterangan yang perlu diketahui oleh orang yang dipimpinnya. Mereka harus mengetahui apa masalah, persoalan, atau kesulitan yang sedang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar